Kamis, 19 Mei 2011

Transplantasi Wajah, Sebuah Harapan bagi Penderita Kerusakan Wajah


Dalam jurnal Biotek Amerika, sekelompok tim ahli bedah Universitas Louisville, Kentucky, akan melakukan transplantasi wajah pertama di dunia.
Jacqueline Saburido merupakan manusia pertama yang menjalani operasi itu. Cerita ini bermula dari kecelakaan yang dialami Jacqui, panggilan Jacqueline, pada September 1999. Mobil yang ditumpangi Jacqui terbakar, dan 60 persen bagian tubuhnya termasuk hidung, bibir, dan telinga terpanggang api. Kecelakaan hebat itu seketika mengubah jalan hidup mahasiswi Universitas Texas, Austin.
Sejak itu, Jacqui yang saat kecelakaan baru berusia 20 tahun harus menjalani pembedahan di muka dan tangannya sebanyak 40 kali. Jacqui, yang besar di Venezuela saat ini juga harus menahan sakit yang mendera tangannya setipa hari. Dia harus kehilangan hidung, telinga, jari, seluruh rambut, serta mempunyai pandangan terbatas. Dokter telah berusaha merekontruksi kelopak mata, hidung, mulut, dan leher Jacqui. Namun, untuk merehabilitasi wajahnya, Jacqui benar-benar memerlukan transplantasi wajah dan kulit kepala secara utuh.
Transplantasi adalah pergantian organ atau jaringan tubuh yang tidak lagi berfungsi dengan organ atau jaringan sehat yang berasal dari tubuh sendiri atau orang lain. Problem terbesar dalam transplantasi ialah rejeksi (penolakan). Seperti terhadap kuman atau benda asing yang memasuki tubuh, tubuh penerima akan mengembangkan berbagai reaksi penolakan atau rejeksi terhadap organ dan jaringan yang baru dicangkokkan tersebut. Transplantasi paling baik dilakukan bila organ atau jaringan pengganti berasal dari tubuh sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan rejeksi. Sebaliknya, organ atau jaringan yang berasal dari orang lain (kecuali saudara kembar satu telur) sering menimbulkan reaksi penolakan yang mungkin mengakibatkan berbagai komplikasi. Cara untuk mengatasi reaksi penolakan serta metode yang tepat untuk menguji kecocokan antara donor dan penerima, merupakan dua hal dalam bidang transplantasi yang sampai kini terus dikaji oleh para ahli.
 Secara umum, transplantasi wajah dapat dijelaskan sebagai sebuah posedur untuk mengganti seluruh wajah seseorang dengan wajah seorang donor yng telah meninggal. Pembedahan dilakukan untuk menyambungkan jaringan wajah dan pembuluh darah dari donor. Donor sendiri didapat dari bagian tubuh sendiri, orang lain, atau orang yang sudah meninggal.
Selama ini, transplantasi wajah telah menjadi tantangan terbesar di dunia kedokteran. Tak kurang dari 30 otot dilibatkan jika wajah digerakkan. Untuk tersenyum saja, paling tidak ada 17 otot yang bekerja. Oleh sebab itu, keberhasilan transplantasi wajah memberikan harapan baru bagi mereka yang mengalami trauma fisik akibat luka bakar hebat, kanker, atau kecelakaan.
Sumber : Santoso, Begot. (2007). BIOLOGI untuk SMA dan MA. Bekasi: Interplus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar