Selasa, 09 Oktober 2012

Transmisi Budaya dan Biologis Serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan

Daniah RR
11510667 / 3PA04
Psikologi Lintas Budaya (Tema 2)


Transmisi Budaya dan Biologis Serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan

Transmisi budaya ialah kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. 
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. 

Bentuk Transmisi Budaya

1.     Enkulturasi
Enkulturasi adalah Proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu dimulai dari institusi keluarga terutama tokoh ibu. Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

2.    Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. 

3.    Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.


Awal Perkembangan dan Pengasuhan
Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. 

Pengertian dan tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta menjelaskan hubungannya antara Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu yang lain

Daniah RR
11510667 / 3PA04
Psikologi Lintas Budaya (Tema 1)


Pengertian dan tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta menjelaskan hubungannya antara Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu yang lain

Psikologi Lintas Budaya (PLB) merupakan salah satu cabang (sub disiplin) dari ilmu Psikologi, yang dalam 100 tahun terakhir ini berbagai studi mengenai PLB mengalami perkembangan yang cukup pesat. Jika ditarik agak jauh kebelakang dengan mencermati fenomena sebelum lahirnya PLB yakni pada masa abad pertengahan (abad ke 15) dan ke 16, maka dapat dilihat kecenderungan masyarakat di Eropa yang menaruh perhatian pada nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kebebasan (freedom), kesetaraan (equality) mengemuka di masa perahlian menuju pembaharuan (renaissance) terhadap sektor-sektor kehidupan. Keragaman (diversity) yang tampak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi bagian yang tak terpisahkan dan merupakan isu penting pada menjelang masa renaissance tersebut.

Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Paling tidak terdapat dua tujuan utama psikologi yaitu menyusun bangunan pengetahuan (body of knowledge) tentang manusia dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh bagi kepentingan kehidupan manusia. Ahli psikologi berupaya memahami perilaku tertentu manusia dari berbagai sudut pandang seperti kapan biasanya terjadinya perilaku tersebut, mengapa itu bisa terjadi dan memprediksi bentuk perilaku yang akan terjadi. Dalam hal ini terdapat dua aspek penting dalam mencapai tujuan pertama psikologi yaitu melakukan riset psikologi dan menciptakan model teoretik perilaku. 

Penelitian dan teori saling terkait dalam disiplin ilmu psikologi. Sementara itu untuk tujuan yang kedua adalah memanfaatkan pengetahuan psikologi bagi kehidupan manusia yang lebih baik di dunia praksis. Pengetahuan ini dapat dipakai sejumlah praktisi yang membutuhkan pemahaman tentang psikologi dalam menjalankan tugasnya masing-masing, seperti pengacara pada kasus hukumnya, konselor/guru/dosen pada pelanyanannya di sekolah dan perguruan tinggi, instruktur/trainer di dunia usaha dan industri, bahkan dokter/terapis di bidang kedokteran dan psikologi klinis.

Pemahaman Budaya dalam Psikologi
Budaya merupakan suatu konsep abstrak dan acapkali disalah artikan dengan menyetarakan istilah tersebut atau mengartikannya dalam pengertian ras, etnis (suku bangsa) atau bangsa (nationality). Padahal budaya adalah suatu konsep rumit yang merekat pada banyak aspek hidup dan kehidupan. Beberapa aspek melibatkan aspek materi seperti makanan dan pakaian, sedang beberapa lagi mengacu pada komunitas dan struktur terpisah seperti organisasi perusahaan; yang lainnya mengacu pada perilaku individu, melakukan aktivitas seperti kegiatan keagamaan.

Pengejawantahan dari budaya dapat dilihat, diamati dan dirasakan. Contoh dalam hal perbedaan budaya untuk perilaku menyapa orang lain (greeting). Budaya Amerika terbiasa dengan bersalaman saat menyapa orang lain, sedangkan budaya Jepang misalnya melakukan perilaku menyapa dengan cara membungkukkan badannya.
Budaya merupakan satu konsep yang dapat menjelaskan perilaku nyata, perubahan dalam perilaku akan "memaksa" perubahan budaya, kesenjangan antara perilaku dan budaya menghasilkan ketegangan yang dapat merubah corak budaya.

Definisi budaya secara luas adalah suatu sistem aturam yang dinamis (eksplisit dan implisit) yang di tumbuh-tradisikan oleh kelompok/komunitas tertentu agar tetap eksis keberadaannya, melibatkan sejumlah sikap, nilai, kepercayaan, norma dan perilaku yang disepakati bersama tetapi mungkin dipahami berbeda oleh spesifik unit, komunikasi lintas generasi, relatif stabil tetapi berpotensi untuk berubah lintas waktu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Budaya
Berbagai faktor dapat mempengaruhi aspek-aspek budaya komunitas tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan wilayah tempat budaya tersebut berada memiliki peran atas pembentukan budaya masyarakatnya. Misalnya, wilayah suatu Negara memiliki sumber daya alam terbatas biasanya membentuk budaya masyarakatnya sebagai pekerja keras, memiliki kerjasama tim dan semangat kerja tinggi.

Populasi yang besar juga mempengaruhi budaya. Komunitas dengan jumlah populasi besar memungkinkan terjadinya "groupism" dan hirarki birokrasi. Beberapa faktor lainnya yang juga dapat berpengaruh terhadap budaya adalah teknologi dan cuaca/iklim suatu wilayah.
Budaya merupakan konstruk individu dan sosial. Seseorang (individu) dapat berperilaku atas nilai-nilai, kepercayaan dan sikap yang disepakati bersama, maka ia akan memperlihatkan budaya dari komunitas tersebut. Tetapi sebaliknya, bila dalam perilakunya dia tidak menunjukkan sikap, nilai dan kepercayaan yang dianut komunitasnya, maka ia tidak bisa dikatakan memperlihatkan suatu budaya tersebut.

Studi PLB memungkinkan kita melihat disiplin ilmu Psikologi dari perspektif ragam budaya. Namun, ragam budaya yang dipelajari dalam PLB lebih bertitik berat pada tata pandang dan cara berpikir Barat (Amerika & Eropa). Sedangkan di Amerika Serikat sendiri terdapat keragaman budaya dan konflik antar budaya, karena memang mereka mulanya berasal dari berbagai ras, etnis dan bangsa yang berbeda. Studi PLB dengan mengacu pada kondisi di Barat hanya bagian dari studi PLB yang seharusnya dikuasai oleh para ilmuwan pendidikan di Indonesia. Jauh lebih penting adalah mempelajari juga PLB yang bernuansa nusantara, mengingat Negara Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam. Oleh karena itu, sewajarnya studi PLB diarahkan pula pada realitas dan kondisi masyarakat dari Sabang hingga Merauke yang terdiri dari berbagai suku, etnis dan keragaman lainnya.

Akhirnya, studi PLB memang diperlukan guna membawa kita pada pemahaman yang baik dan benar, sekaligus menghargai, menghormati dan merasakan perbedaan budaya (cultural diversity) dan pengaruhnya pada perilaku manusia tapi tetap untuk tidak melakukan vonis dan penilaian terhadap mana perilaku yang salah dan benar, baik atau buruk sekalipun.

Sumber :