Kamis, 19 Mei 2011

Teknologi Bayi Tabung


Kehadiran seorang anak merupakan dambaan setiap pasangan suami-istri. Tetapi, tidak semua pasangan suami-istri dapat dengan mudah memperoleh keturunan. Dengan demikian berkembang dan majunya ilmu dan teknologi kedokteran, kini sebagian besar dari penyebab ketidaksuburan (infertilisasi) telah dapat diatasi dengan pemberian obat atau operasi.
Fertilisasi in vitro (pembuahan dalam tabung) atau sering disebut sebagai bayi tabung merupakan salah satu teknologi reproduksi. Bayi tabung merupakan teknik untuk penanganan infertilisasi. Fertilisasi in vitro (FIV) atau bayi tabung adalah suatu cara yang dilakukan untuk mempertemukan sperma suami dengan ovum (sel telur) istrinya diluar tubuh sehingga terjadi pembuahan. Fertilisasi in vitro ini mencakup beberapa tahap.
Sperma dan sel telur dikoleksi dari pasangan yang ingin mengikuti program bayi tabung. Sperma dan sel telur dievaluasi kualitasnya dan hanya sperma dan sel telur yang berkualitas digunakan untuk fertilisasi. Fertilisasi dilakukan di dalam cawan petri yang mengandung media sesuai dengan in vivo (kondisi dalam ovinduk), kemudian disimpan dalam inkubator sampai embrio berkembang. Embrio yang berkembang dengan kualitas paling bagus dipilih untuk ditransfer ke dalam rahim donor (mother hoster). Selanjutnya embrio dipelihara dalam rahin donor sampai dilahirkan.
Dalam perkembangan teknik ini, sperma atau sel telur tidak hanya diperoleh dari pasangan yang menikah tetapi juga dapat diperoleh dari bank sperma atau pendonor sperma/sel telur. Disamping itu, embrio yang dihasilkan tidak hanya ditransfer kembali ke rahim ibunya tetapi dapat juga ke rahim perempuan lain. Contoh kasus seorang perempuan post menopausal berusia 59 tahun berhasil melahirkan anak kembar pada tahun 1993.
Untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi, istri diberi hormon sehingga menghasilkan beberapa sel telur. Secara normal, perempuan hanya mengasilkan satu sel telur pada saat ovulasi. Dengan demikian, adanya rekayasa reproduksi tersebut (bayi tabung) sangat membantu pasangan suami-istri yang sulit memperoleh keturunan.
Sumber : Abdullah, Mikrajuddin, dkk. (2006). IPA TERPADU SMP dan MTS untuk Kelas IX Semester 1. Jakarta: Esis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar