Jumat, 16 Maret 2012

Fenomena Bunuh Diri


Tugas 2
Daniah RR
11510667 / 2PA04


Depresi parah dan gangguan psikologis lain dapat menyebabkan individu untuk mengakhiri hidup mereka. Walau mencoba melakukan bunuh diri adalah perilaku yang abnormal, namun pikiran untuk melakukan usaha bunuh diri bukan hal yang tidak umum dalam kehidupan kita. Diperkirakan bahwa untuk setiap usaha bunuh diri yang berhasil dilakukan, terdapat delapan hingga dua puluh lima usaha percobaan bunuh diri, (NIMH,  2006a).

Faktor-faktor biologis. Faktor genetika tampak mengambil peran dalam bunuh diri yang cenderung diturunkan dalam keluarga (Fu, et al, 2002). Sejumlah penelitian telah mengkaitkan bunuh diri dengan tingkatan neurotrasmitter serotonin yang rendah (Ryding, et al, 2006). Analisis paska kejadian terhadap otak dari individu yang melakukan bunuh diri menunjukkan tingkat neurotrasmitter serotonin yang sangat rendah. Kesehatan fisik yang jelek, terutama ketika hal ini berlangsung lama dan kronis, adalah salah satu faktor resiko untuk bunuh diri.

Faktor-faktor psikologis. Faktor-faktor psikologis yang berkonstribusi pada bunuh diri meliputi gangguan mental dan trauma seperti penyiksaan secara seksual. Bergulat dengan stres akibat gangguan psikologis dapat membuat seseorang merasa putus asa, dan gangguan itu sendiri mungkin memotong kemampuan seseorang untuk mengatasi permasalahan kehidupan dengan efektif. Gangguan psikologis yang paling umum ditemukan pada individu yang melakukan bunuh diri adalah depresi dan kecemasan (Boden, Fergusson, & Horwood, 2006; 2007; Zonda 2006). Situasi sekitar yang sangat membuat stres seprti kehilangan pekerjaaan, dikeluarkan sekolah, dan kehamilan yang tidak diharapkan dapat membuat seseorang untuk mengancam dan / melakukan bunuh diri (Westfeld, et al 2006).

Faktor-faktor sosio kultural. Kehilangan seseorang yang disayangi karena kematian, perceraian atau perpisahan dapat membuat seseorang mengupayakan bunuh diri (Wortman & Boerner, 2007). Juga terdapat hubungan antara bunuh diri dan sejarah panjang ketidak bahagian dan ketidka stabilan keluarga. Kesulitan ekonomi yang kronis juga dapat menjadi sebuah faktor dalam bunuh diri (Voley et al, 2006).

Terdapat perbedaan gender dalam bunh diri (Fortuna, et al, 2007). Wanita tiga kali lebih mungkin melakukan upaya bunuh diri daripada pria. Namun, pria lebih mungkin benar-benar bunuh diri daripada wanita (Kochanek, et al, 2004). Psikolog bekerja dengan individu-individu  untuk mengurangi frekuensi dan intensitas dorongan untuk bunuh diri. Memberikan nasihat baik untuk apa yang harus dilakuakn dan apa yang tidak boleh dilakukan ketika seseorang mengancam bunuh diri.

Sumber : A. King, Laura. 2010. Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Umum.

Selasa, 13 Maret 2012

Kesehatan Mental

Tugas 1
Daniah RR
11510667 / 2PA04

Studi tentang potensi manusia untuk pertumbuhan sudah lama diabaikan dalam psikologi yang pertama-tama memeriksa sakit jiwa bukan kesehatan jiwa. Akan tetapi dalam tahun-tahun belakangan ini, ahli-ahli psikologi yang jumlahnya meningkat mulai mengakui kapasitas untuk bertumbuh dan berkembang dalam kepribadian manusia. Berikut ini akan dijelaskan tentang model-model kepribadian sehat yang dikemukakan oleh:

1.    Gordon Allport – Orang yang matang
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar – kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada  jauh dalam mereka.
Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Tetapi orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan.
Ada segi lain dari konsepsi Allport tentang kepribadian sehat yang mungkin kelihatannya paradoks: tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Ada tujuh kriteria tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat:
1.    Perluasan perasaan diri;
2.    Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain;
3.    Keamanan emosional;
4.    Persepsi realistis;
5.    Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas;
6.    Pemahaman diri;
7.    Filsafat hidup yang mempersatukan.

2.    Carl Rogers – Orang yang berfungsi sepenuhnya
Rogers percaya bahwa orang-orang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka bukan oleh kekuatan-kekuatan tak sadar yang tidak dapat mereka kontrol. Menurutnya, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training), penyapihan yang lebih cepat, atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya.

Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau. Akan tetapi Rogers mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Rogers memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya:
1.    Keterbukaan pada pengalaman;
2.    Kehidupan eksistensial;
3.    Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri;
4.    Perasaan bebas;
5.    Kreativitas.


3.    Erich Fromm – Orang yang produktif
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat.
 
Fromm percaya bahwa kita semua memiliki suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dan cinta.
 
Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak dimiliki oleh binatang-binatang rendah. Semua manusia – sehat dan tidak sehat – di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut; perbedaan antara mereka terletak dalam cara memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif.

4.    Abraham Maslow - aktualisasi diri
Dalam pandangan humanistik ini, manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai. Maslow berpendapat bahwa apabila kita dapat melepaskan potensi itu, maka kita semua dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orangnya yang mengaktualisasikan-diri. Persyaratan untuk mencapai aktualisasi-diri ialah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta, (4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan.
 
Maslow memberikan sejumlah sifat khusus yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri.
1.    Mengamati realitas secara efisien;
2.    Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri;
3.    Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran;
4.    Fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka;
5.    Kebutuhan akan privasi dan independensi;
6.    Berfungsi secara otonom;
7.    Apresiasi yang senantiasa segar;
8.    Pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”;
9.    Minat sosial;
10.    Hubungan antarpribadi;
11.    Struktur watak demokratis;
12.    Perbedaan antar sarana dan tujuan, antara baik dan buruk;
13.    Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan;
14.    Kreativitas;
15.    Resistensi terhadap inkulturasi.

Sumber : Schultz, D. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Yang Sehat, Kanisius, 1993.