Rabu, 23 Februari 2011

Fenomena Listrik Statis

Tiba-tiba suara petir memecah kesunyian hari yang sudah mendung semenjak siang. Suaranya cukup memekakkan telinga dan membuat jantung terasa berhenti. Adik kecil panik dan berlari meminta perlindungan ibunya. Lalu sambil memeluk ibunya dia bertanya, “Bu, petir itu apa sih?”, sejenak ibunya terdiam memikirkan jawaban untuk anaknya. Tiba-tiba petir kembali menggelegar, ibunya cepat-cepat menutup pintu depan sambil mendekap anaknya menuju ruang keluarga. Di sana dia menceritakan kisah kuno tentang petir. Menurut cerita kuno itu, petir adalah sebuah senapan yang dibawa-bawa oleh seseorang yang sedang mengejar makhluk jahat “Sandekala” yang selalu berlindung di balik benda yang dibiarkan terbalik, seperti payung yang terbalik, topi yang diletakkan terbalik, dan sebagainya.

Benarkah petir seperti yang diceritakan ibu tadi kepada anaknya? Lalu, apa sebenarnya petir itu?

Terjadinya kilat dan petir juga merupakan contoh fenomena listrik statis. Dua buah kumpulan awan yang saling mendekat pada musim hujan, sering kali mempunyai jumlah muatan yang tidak seimbang. Sekumpulan awan yang bermuatan negatif dan sekumpulan awan yang bermuatan positif, ketika berdekatan seolah-olah terdapat dua benda raksasa yang masing-masing bermuatan negatif dan positif. Bila kedua kumpulan awan ini beranjak cukup dekat maka di antara keduanya akan terjadi keadaan elektrostatis dengan beda potensial bisa mencapai 40.000 volt (hampir 200 kali tegangan listrik PLN). Pada tegangan yang sangat tinggi ini, elektron-elektron dari awan yang bermuatan negatif mampu meloncat menuju awan yang bermuatan positif. Loncatan-loncatan elektron ini terlihat seperti bunga-bunga api yang kita sebut sebagai kilat. Adanya bunga api ini menyebabkan udara yang berada di lokasi tersebut terpanaskan sehingga memuai dan pecah sebagai ledakan. Ledakan inilah yang kita dengar sebagai petir. Kilat dan suara petir sama-sama berbahaya.

Kilat merupakan loncatan elektron yang mampu menyambar apa saja yang paling tinggi di permukaan bumi. Oleh karena bumi merupakan benda penetral yang paling besar, apa pun muatan yang dimiliki awan maka awan akan selalu menyambar menuju bumi. Bila pada saat itu terdapat suatu benda yang lebih tinggi dari permukaan bumi maka benda tersebut akan dijadikan media oleh petir untuk mentransfer elektron menuju bumi. Benda tersebut akan tersambar oleh petir. Tidak heran bila pada gedung-gedung yang tinggi selalu dipasang penangkal petir untuk menghindari sambaran petir di waktu hujan. Oleh karena itu bila sedang terjadi petir dan saat itu kamu sedang berada di lapangan terbuka, cepat-cepatlah berlindung dibawah pohon atau lari menuju gedung terdekat sehingga kamu tidak menjadi benda yang paling tinggi di permukaan bumi.

Suara petir yang menggelegar, selain memberikan rasa yang tidak nyaman di badan, juga bila intensitasnya cukup tinggi mampu menggetarkan kaca-kaca jendela. Bila getarannya cukup kuat, dapat menyebabkan kaca tersebut pecah. Oleh karena itu, bila terjadi petir janganlah berdiri dekat dengan jendela kaca, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Jadi, petir merupakan contoh fenomena listrik statis yaitu keadaan dari dua benda yang memiliki jumlah proton dan elektron yang tidak sama atau tidak seimbang. Contoh lainnya adalah bila kita gosok-gosok sebuah penggaris pada tanganmu, lalu penggaris itu kita dekatkan ke rambutmu maka rambut-rambutmu akan berdiri tertarik oleh penggaris itu. Bila penggaris di dekatkan pada potongan-potongan kertas, maka potongan-potongan kertas akan berterbangan tertarik oleh penggaris itu. Ini dapat terjadi karena muatan yang berbeda antara penggaris dengan tangan dan penggaris dengan potongan-potongan kertas tersebut.

Sumber : Hermana, Maman. 2006. ILMU PENGETAHUAN ALAM FISIKA. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama